Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 

Sabtu, 15 Januari 2011

Jika aku menjadi jurnalis...

2 komentar
Ketika melihat salah satu program stasiun televisi swasta "jika aku menjadi....".
Langsung terbayangkan olehku jika aku menjadi seorang jurnalis. Sebenarnya ini bukan cita-citaku sesungguhnya. Namun, hal itu muncul ketika aku berawal menekuni dunia fotografi. Bagiku, visualisasi  sebuah foto kadang bisa menceritakan suatu kejadian yang mempunyai nilai historis yang tinggi. 

Bayangkan jika Indonesia tidak mempunyai dokumetasi Presiden Soekarno dalam bentuk foto. Mungkin kita sebagai generasi penerus bangsa hanya bisa membayangkan rupa Sang Proklamator tanpa tahu bentuk wajah serta kesehariannya.
Menurutku, posisi jurnalis setingkat dengan guru, polisi, maupun hakim pengadilan. Bayangkan jika posisi mereka hancur karena kinerja yang tidak bertanggung jawab. Mungkin sang jurnalis bisa perbaiki dengan menginformasikan kepada khalayak umat bahwa guru yang ada di SD ******* telah melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya. atau polisi yang bertugas di Jalan******** telah melakukan pungli kepada pedagang kaki lima. atau hakim pengadilan pada terdakwa "sang mafia hukum" telah menerima suap sebesar Rp ** milyar. Mungkin dengan hadirnya seorang jurnalis yang berani mengungkapkan hal tersebut. Kita bisa menilai dan memperbaiki agar bangsa ini jadi lebih baik.

Aku memang bukan pakar jurnalistik. Tapi aku optimis bahwa kelak aku akan menjadi itu...

Ketika kelemahan itu muncul....

2 komentar
Setiap manusia dimuka bumi ini pasti punya kelemahan. Seorang Presiden dengan kewibawaannya pun aku yakin memiliki itu. Begitu juga aku, dengan segala bentuk kelemahan yang aku miliki. Entah dari segi fisik ataupun nonfisik. Seperti : bentuk badanku memang tinggi tapi bongkok, gaya bahasaku dengan artikulasi yang kurang jelas jika sedang berbicara, gigiku aga kekuning-kuningan karena aku termasuk perokok  dan peminum yang handal, pola kerja otakku yang kerap kali lemot, dompetku yang hanya dipenuhi kartu nama nggak jelas dan masih banyak hal yang kerap membuat ku jadi kecil hati.
Apakah kalian merasa hal yang sama? atau kalian tidak punya kelemahan...
Jujur, aku bersyukur kelemahan itu masih bisa aku nikmati sampai saat ini. Karena jika tidak, mungkin aku akan menjadi seorang pria sombong. Seorang pria yang kerapkali memamerkan kesempurnaan yang dimilikinya. 
Menurutku, kelemahan itu wajar. Tergantung kita menyikapinya.
Aku yakin, jauh dilubuk hati yang terdalam. kalian paham harus bagaimana mengatasi kelemahan itu sendiri.