Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 

Sabtu, 27 Agustus 2011

Perubahan Itu Pasti...

0 komentar

Untuk kamu yang telah menjadi seorang pembangkang,,,
Untuk kamu yang selalu bertahan pada posisi yang paling tinggi,,,
Untuk kamu yang telah menjadi seorang yang egois,,,
dan untuk kamu yang telah banyak berubah,,,

Sejuknya udara pagi tentunya akan berubah menjadi teriknya matahari. Begitupun juga dengan keadaanku saat ini. Suatu keadaan yang tidak pernah sedikitpun terbesit diotakku. Namun hanya kata "pasrah" yang tepat untukku saat ini.

Perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Perubahan terjadi karena adanya perbedaan. Mungkin bisa dicermati bahwa perubahan terjadi karena adanya perbedaan antara idealitas dan realitas.

Diakui atau tidak, aku masih sering bertanya-tanya, “Aku harus berbuat apa?”. Jika pertanyaan itu masih berkelebat dipikiranku, tandanya mungkin aku masih belum tahu kondisi ideal bagaimana kita seharusnya. Inilah faktor penghambat terbesar ketika aku hendak menghadapi perubahan.

Untuk itu, aku harus memiliki visi, target, capaian, narasi besar, dan kondisi ideal yang ingin dicapai di masa mendatang. Tanpa itu semua kemungkinannya hanya ada dua; terjadi stagnansi atau tercipta perubahan yang tidak terarah.

Perubahan itu suatu inovasi...
Perubahan itu pasti...

Kamis, 18 Agustus 2011

Mbem & Bonce

0 komentar

Pepatah ga akan bosen bilang "tak ada gading yang tak retak". Sesuatu yang perfect itu ga akan ada. Begitupun hubungan asmara gue. Nyatanya hubungan yang kita jalanin selama 2 tahun akhirnya kandas juga. Kuantitas ga menjamin suatu hubungan akan lancar gitu aja.

Rasa jenuh itu pasti akan muncul dalam suatu hubungan. Tapi untuk saat ini kita ga bisa kembali ke satu titik dimana komitmen yang udah kita yakini ternyata semakin pudar gitu aja.

Jujur gue kecewa...

tapi mau gmana lagi...

dan kini gue harus terima itu semua...

gue yakin Tuhan bakalan ngasih yang terbaik buat gue nantinya...

Sabtu, 30 April 2011

Apa itu hidup?

1 komentar
Interpretasi khalayak tentang makna dari hidup sangat global.
Ada yang bilang hidup itu anugerah...
Ada yang bilang hidup itu pilihan...
Ada yang bilang hidup itu perjuangan...
Ada yang bilang hidup itu tantangan...
dan bla...bla...bla...bla...mungkin masih banyak lagi...
Tapi menurut gw hidup itu sesuatu yang harus kita maksimalkan sebelum kita mati...
so...manfaatin hidup kita sebaik mungkin...
Bebas mau dimaksimalin dengan cara apa....

Minggu, 20 Maret 2011

Si Kaki Gajah dan Si Sumbing

0 komentar
Omeng panggilannya sehari-hari. Anak berumur +/_  7 tahun. Ia yang seharusnya mengawali masa pendidikan di bangku Sekolah Dasar, nyatanya harus mengalami kepahitan dalam hidupnya dengan mengemis dari satu rumah ke rumah lainnya. Beban berat harus dipikul olehnya. Selain kemiskinan yang menghantui masa depannya, ia harus merasakan sakit "kaki gajah" yang dideritanya. Tidak mudah untuk ia berjalan apalagi jika harus mengemis dari satu rumah kerumah lainnya. 

Ditemani oleh kakaknya yang bernama Agus. Secara fisik, ia normal. Tapi Agus kerap minder jika diajak bicara. Bibir sumbing yang agus miliki nyatanya membuat ia sulit berkomunikasi. 

Mereka mengawali hari dengan mengemis dari satu rumah ke rumah lainnya demi memenuhi kebutuhan  yang tidak lain  dan tidak bukan adalah untuk makan.

Ironis memang, tidak jarang cacimaki serta rasa acuh mereka dapati dari orang-orang sombong dan tidak memiliki kepedulian terhadap sesama.

Keinginan mereka sangatlah sederhana, mereka hanya ingin hidup secara normal layaknya anak-anak kecil pada umumnya. Bersekolah saat matahari telah bersinar terang, bermain saat sore tiba, mengaji setelah shalat magrib berjamaah.

Miris aku dibuatnya, bahkan hati ingin menangis membayangkan jika hal itu terjadi padaku ataupun keluargaku.

Didalam hati kecilku berjanji, kelak jika aku menjadi seorang yang sukses aku ingin menampung kalian semua dan menjadikan kalian orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan berhenti mengadahkan tangan mengharapkan sesuatu materi yang tak pasti.

Sabtu, 15 Januari 2011

Jika aku menjadi jurnalis...

2 komentar
Ketika melihat salah satu program stasiun televisi swasta "jika aku menjadi....".
Langsung terbayangkan olehku jika aku menjadi seorang jurnalis. Sebenarnya ini bukan cita-citaku sesungguhnya. Namun, hal itu muncul ketika aku berawal menekuni dunia fotografi. Bagiku, visualisasi  sebuah foto kadang bisa menceritakan suatu kejadian yang mempunyai nilai historis yang tinggi. 

Bayangkan jika Indonesia tidak mempunyai dokumetasi Presiden Soekarno dalam bentuk foto. Mungkin kita sebagai generasi penerus bangsa hanya bisa membayangkan rupa Sang Proklamator tanpa tahu bentuk wajah serta kesehariannya.
Menurutku, posisi jurnalis setingkat dengan guru, polisi, maupun hakim pengadilan. Bayangkan jika posisi mereka hancur karena kinerja yang tidak bertanggung jawab. Mungkin sang jurnalis bisa perbaiki dengan menginformasikan kepada khalayak umat bahwa guru yang ada di SD ******* telah melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya. atau polisi yang bertugas di Jalan******** telah melakukan pungli kepada pedagang kaki lima. atau hakim pengadilan pada terdakwa "sang mafia hukum" telah menerima suap sebesar Rp ** milyar. Mungkin dengan hadirnya seorang jurnalis yang berani mengungkapkan hal tersebut. Kita bisa menilai dan memperbaiki agar bangsa ini jadi lebih baik.

Aku memang bukan pakar jurnalistik. Tapi aku optimis bahwa kelak aku akan menjadi itu...

Ketika kelemahan itu muncul....

2 komentar
Setiap manusia dimuka bumi ini pasti punya kelemahan. Seorang Presiden dengan kewibawaannya pun aku yakin memiliki itu. Begitu juga aku, dengan segala bentuk kelemahan yang aku miliki. Entah dari segi fisik ataupun nonfisik. Seperti : bentuk badanku memang tinggi tapi bongkok, gaya bahasaku dengan artikulasi yang kurang jelas jika sedang berbicara, gigiku aga kekuning-kuningan karena aku termasuk perokok  dan peminum yang handal, pola kerja otakku yang kerap kali lemot, dompetku yang hanya dipenuhi kartu nama nggak jelas dan masih banyak hal yang kerap membuat ku jadi kecil hati.
Apakah kalian merasa hal yang sama? atau kalian tidak punya kelemahan...
Jujur, aku bersyukur kelemahan itu masih bisa aku nikmati sampai saat ini. Karena jika tidak, mungkin aku akan menjadi seorang pria sombong. Seorang pria yang kerapkali memamerkan kesempurnaan yang dimilikinya. 
Menurutku, kelemahan itu wajar. Tergantung kita menyikapinya.
Aku yakin, jauh dilubuk hati yang terdalam. kalian paham harus bagaimana mengatasi kelemahan itu sendiri.